Jumat, 11 Maret 2016

“Permatanya Permata”

Permatanya permata telah hilang dari pandangan mata selama-lamanya, walaupun badan terbujur kaku untuk menunggu tetap tak akan hadir kembali. Beberapa musim telah berganti, waktu terus berjalan sampai tak sadar telah melewati dua musim namun permata itu tetap bersinar berwarna putih kemilau bagaikan bidadari cantik jelita, wanita yang cantik memesona, kulitnya mulus dan matanya yang amat putih bersih dan indah.Permtatanya permata membuat kubah hati terkoyak dalam linangan air mata, sebuah harapan agar hati yang terkoyak berubah menjadi hati yang menyejukkan dalam dekapan-dekapan ukhuwah penuh dengan kehangatan.Permatanya permata ibarat filosopi kopi penuh dengan cinta saat meneguknya dalam kedinginan yang memberikan kehangatan. Sebuah kehangatan dalam menjalani kehidupan sirna saat hembusan angin datang dari emas permata.Permtanya Permata begitu berkilau dalam pandangan mata dan menyilaukan siapa saja yang melihatnya karena permata itu akan tetap bersinar bak bidadari cantik jelita.
           

                       Permatanya Permata  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar